Inilah 4 Karakter Atasan dan Cara Menghadapinya

Date : 24 Sep 2019

Jika Anda bekerja di sebuah kantor atau perusahaan, maka sudah sewajarnya Anda memiliki seorang atasan yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda, tergantung kepribadian masing-masing. Ada yang menyenangkan dan santai, namun ada juga yang galak dan membuat stres. Sebagai seorang karyawan ada kalanya Anda harus mampu memahami karakter atasan agar Anda bisa bekerja sama dengan baik. Berikut ini enam tipe atasan yang patut Anda cermati, untuk dapat cepat menyesuaikan diri di kantor.

Super Teliti

Karakter atasan seperti ini akan mengecek pekerjaan Anda secara teliti dan menemukan setiap kesalahan yang Anda buat.

Cara menghadapi:

Sebaiknya sebelum menyerahkan laporan atau hasil kerja pada atasan dengan tipe ini, koreksi terlebih dahulu pekerjaan Anda beberapa kali, dan pastikan tidak ada yang salah. Kalau perlu, minta rekan kerja Anda untuk ikut mengecek kalau-kalau Anda hal yang Anda lewatkan.

Pengkritik

Ini masuk ke dalam tipe atasan yang disegani. Ia akan memberikan kritik pada semua hal. Mulai dari hasil kerja hingga cara berpakaian Anda.

Cara menghadapi:

Anda juga harus membuktikan bahwa Anda lebih baik daripada apa yang ia kritik. Jangan sungkan bertanya dan meminta saran mengenai pekerjaan kepada atasan Anda.

Mikro Manajer

Tipe atasan yang satu ini dianggap terlalu banyak mencampuri urusan pekerjaan Anda.

Cara menghadapi:

Agar terbiasa menghadapi atasan dengan tipe ini, sebaiknya Anda sering mengajaknya berkomunikasi atau memberikan update tentang pekerjaan dengan intensif. 

Workaholic

Atasan tipe ini termasuk penggila kerja dan menghabiskan waktunya di kantor. Masalahnya, ia pun sering meminta pegawai lain melakukan hal yang sama.

Cara menghadapi:

Sebaiknya Anda pun berani jujur mengenai hal ini. Berikan alasan yang logis. Misalnya, Anda bisa melakukan performa kerja yang baik tanpa harus terus lembur.

Bagaimana apakah Anda sudah bisa membaca dan cara mengatasi sifat dan karakter atasan Anda? Memang, atasan tidak selalu benar. Namun perlu diingat, bagaimanapun juga, ia tetaplah atasan Anda. Belajar lah dari kesalahan atasan dan jadikan sebagai pengalaman berharga. Anda bisa mengambil manfaat dari setiap situasi pekerjaan.